Berita

Sosialisasi Program Pelatihan Sekolah Responsif Gender Untuk Atasi ATS di Kabupaten Pemalang

Rabu, 13 April 2022 telah di adakan Sosialisasi Program Pelatihan Sekoah Responsif Gender Untuk mengatasi anak beresiko putus sekolah yang di buka oleh Mas Brama sebagai MC sekaligus Fasilitator dari Yayasan inspirasi yang berkaloborasi dengan UNICEF dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang untuk menindak lanjuti Gerakan Njuh Sekolah Maning (GNSM) sebagai komitmen untuk focus pada masalah anak putus sekolah (ATS) dan Anak Berpotensi putus sekolah (ABPS) di Kabupaten Pemalang. Berdasarkan data dari Dapodik dan UNICEF Kabupaten pemalang sekitar 19,5% atau 3328 dari sekitar 17.000 anak berusia sekolah (7-18 tahun) yang berasal dari 5 desa di kecamatan yang ada di Kabupaten Pemalang berpotensi putus sekolah.

Sosialisasi ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan beserta jajaran dan staf, pewakilan dari UNICEF Kabupaten Pemalang dan Ketua Yayasan Inspirasi Pak Patria Pratama selaku yang memperkenalkan tentang Yayasan inspirasi. “Inspirasi singkatan dari Inisiatif Kepemimpinan Pendidikan untuk raih Prestasi, merupakan organisasi nonprofit yang focus pada isu kepemimpinn sekolah yang beroprasi sejak 2018” Ujarnya.

Faktor anak beresiko putus sekolah antara lain:

  1. Bekerja
  2. Bekerta tanpa upah
  3. Mngasuh adik/ anggota keluarga
  4. Berencana menghentikan Pendidikan anak
  5. Status menikah
  6. Prestasi akedemik yang tidak maksimal
  7. Bullying

Tetapi faktor  itu merupakan “puncak dari gunung es” di bawah masih ada bias/stereotipe gender, ujar Mas brama.

Presfektif dan isu gender yang dapat mempengaruhi yang siswa dan siswi diantarannya :

  1. Tugas dan peran ganda antara disekolah dan dirumah
  2. Kekerasan berbasis gender
  3. Tidak ada akses yang memadai kepada informasi maupun fasilitas Kesehatan reproduksi bagi perempuan
  4. di masyarakat seperti Anggapan sekolah yang tidak penting
  5. Sikap sikap agresif (pemberontakan, berkelahi, dll) untuk mendapatkan pengakuan di antara teman sebaya
  6. Kurangnya keterlibatan keluarga dan persepsi keuarga tentang pndidikan bagi anak laki-laki.

Dengan faktor tersebut Yayasan Inspirasi bertujuan untuk mendorong sekolah mengimplementasikan Langkah-langkah dan pendektan yang responsive gender sehingga dapat menurunkan resiko anak putus sekolah dengan sasaran pada 28 sekolah dengan 21 satuan SD, 4 satuan SMP dan 3 PKBM.

Tetapi Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang Pak Basuki, S.Pd.SD. memberi masukan “ jika sekolah tujuan perlu di tinjau ulang karena masih ada sekolah yang lebih berpotensi putus sekolah”

Sehingga perlu adanya koordinasi lebih lanjut untuk menentukan sekolah sasaran program pelatihan sekolah responsive gender untuk mengatasi anak beresiko putus sekolah di Kabupaten Pemalang.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *